Kamis, 29 September 2016

Wang-Sinawang

Tulisan tentang wang-sinawang sebenarnya sudah pernah saya tulis di blog lama saya. Tapi kali ini saya ingin menuliskannya kembali.

Wang-sinawang berasal dari bahasa jawa, sawang yang artinya melihat. Wang-sinawang, saling melihat.

Seorang ibu bekerja mendengus kesal, iri melihat ibu rumah tangga yang dengan santainya menikmati hari tanpa diburu pekerjaan. Enak ya jadi ibu rumah tangga, nggak harus bangun pagi karena macet, bisa kumpul terus sama anak 24 jam, bisa bikin banyak variasi makanan buat keluarga.

Seorang ibu rumah tangga menatap sedih tetangganya yang menjadi ibu bekerja. Enak ya jadi ibu bekerja. Nggak melulu ngurusin rumah, denger anak nangis seharian, urusannya cuma anak sama dapur doang.

Seorang pejabat memandang orang-orang yang asik ngopi di angkringan, dari balik kaca mobilnya. Asiknya jadi rakyat biasa. Kemana-mana tidak perlu pengawalan, ngopi sambil angkat kaki, merokok. Enak sekali.

Orang-orang yang sedang nongkrong di angkringan berdecak kagum pada rombongan pejabat yang lewat. Enaknya jadi pejabat. Kemana-mana pakai mobil, baju bagus, makan pasti enak-enak. Tidak seperti kita yang tiap hari makan nasi kucing.

Memang benar kata orang, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Kita selalu mengeluh tidak mempunyai rumput sehijau milik tetangga. Kita tidak sadar, bahwa dari awal kita memang tidak menanam rumput. Kita menanam bunga-bunga warna-warni dan mencabuti rumput yang tumbuh di sela-selanya. Kita lupa untuk melihat apa yang kita miliki. Padahal bisa jadi, tetangga sedang berdecak kagum pada bunga-bunga yang kita tanam. Sedih karena halamannya tak subur ditanami bunga. Hanya rumput yang mau tumbuh di atasnya.

Hati-hati jika sudah terbiasa melupakan apa yang kita miliki. Pada akhirnya kita akan terjerumus pada kufur nikmat, tidak mensyukuri apa yang kita miliki. Hati akan selalu lelah dan tidak tenang karena selalu memikirkan keberhasilan orang lain. Hentikan. Hentikan kebiasaan seperti itu dan mulailah untuk selalu bersyukur dan bersabar. InsyaaAlloh hidup akan lebih barakah dan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar